News / Kegiatan Provinsi
21 November 2016

82 Tahun Misi SND Di Indonesia

Pada hari peringatan Santa Maria dipersembahkan kepada Allah dan sekaligus merupakan 82 tahun Misi SND di Indonesia, tahun ini juga merupakan 200 tahun meninggalnya Santa Yulia. Maka provinsi Indonesia mengadakan seminar sehari dengan Tema “Santa Yulia wanita pemberani dan sederhana” untuk para suster SND, Mitra SND dan para postulant, pesertanya sekitar 100 orang. Sebelum acara dimulai para suster yang sudah mengekpresikan kekaguman pada Santa Yulia bisa memasang hasil karyanya mereka tentang Santa Yulia di aula dimana seminar akan diadakan. Hasil karya para suster bisa dilihat di bawah ini :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Seminar ini terdiri dari tiga pembicara;

  1. Romo Konstantinus Lado OCD yang berbicara tentang “wanita dalam sudut pandang teologi”

Sesi ini merupakan sesi yang cukup heboh dan mendapatkan banyak protes dari para suster, karena pandangan Bapak Gereja sebelum konsili Vatikan kedua yang cukup diskriminasi terhadap kaum wanita.

2. Sr Maria Kharita SND yang memaparkan tentang “Menyusur jejak Santa Yulia di Namur”. Dalam sesi ini Sr Kharita mengajak peserta untuk melakukan petualangan ke tempat-tempat Santa Yulia di Namur dengan menunjukkan foto-foto yang ada di Museum Santa Yulia kepunyaan Suster-suster SND de Namur.  

3. Sr Maria Virgo SND berbicara  tentang “Santa Yulia wanita berani dan sederhana”. Dengan gayanya yang khas suster membuat suasana seminar begitu hidup, apalagi berbicara tentang Ibu Rohani yang memang sudah sangat akrab dan ada di hati setiap suster. Namun hal ini mungkin menjadi hal yang baru bagi para Mitra SND.

Puncak seminar sehari ini adalah perayaan Ekaristi. Perayaan Ekaristi diawali dengan prosesi dengan urutan suster yang paling depan membawa Salib Coesfeld, disusul suster yang membawa Pantung Santa Yulia dan Foto Misionaris yang pertama di Indonesia baru disusul oleh para suster, postulant, paling belakang ada mitra SND.

Dalam kotbahnya Romo mengatakan bahwa pada awal Gereja terjadi diskriminasi pada wanita sampai setelah konsili Vatikan II, wanita baru mendapat angin segar atau diperhitungkan dalam Gereja. Dari bacaan Injil, juga menunjukkan bahwa martabat seseorang tidak di tentukan oleh gendernya. Yesus memuji dan mengangkat martabat seorang janda yang tidak diperhitungkan oleh masyarakat pada waktu itu, namun karena persembahannya/totalitas pemberiannya, ia yang direndahkan oleh masyarakat di angkat oleh Tuhan. Ada 3 hal yang membuat Yesus mengangkat martabat janda itu;

  1. Yesus melihat pemberian yang tulus dari Janda itu
  2. Janda itu memberikan seluruh yang ia punyai
  3. Yesus menilai, membenarkan, menghargai dan mengangkat martabatnya.

Kalau dikaitkan dengan kehadiran SND yang sudah 82 tahun di Indonesia maka muncul beberapa pertanyaan yang perlu di renungkan oleh Suster SND, yaitu

  1. Apakah SND sudah hadir secara total dimana susternya di utus ?
  2. Apakah sudah membangun relasi yang personal dengan Tuhan ?
  3. Apakah SND akan termasuk bilangan mereka yang dilihat Yohanes di Surga ?

Dalam sambutannya Sr Maria Robertin mengingatkan agar suster SND menghadirkan Tuhan dengan cara-cara baru, karena kita dituntut menjadi wanita yang berani tetapi  tetap sederhana. Hadir sebagai Putri Santa Yulia yang hadir di dunia untuk melestarikan warisan Santa Yulia agar dirasuki spiritualitas Santa Yulia kepada sesama, menjalin kasih dan kehidupan pada dunia dengan status kita sebagai wanita yang terpanggil, mau membuktikan diri dengan spiritualitas Santa Yulia agar  dapat di rasakan oleh orang lain yang kita layani. 

Acara seminar sehari ini di tutup dengan makan siang bersama

SHARE THIS ON: